Menurut Janu, 10 lorong yang tinggal tanah dan bekas batu-batu aspal Onderlak ini, kerap dijadikan komuditas politik baik oleh calon Gubernur, calon Walikota ataupun calon DPRD Kota. Tapi setelah proses politik mereka selesai, janji-janji itu hanya tinggal janji.
“Asal saja ada momentum politik, pasti tim atau kandidat turun langsung bertatap muka dengan warga, dan janji-janji politik-pun mulai diumbar. Tapi ketika tujuan mereka sudah terpenuhi, dan sudah duduk di singgasana masing-masing, maka janji-janji itu hanya isapan jempol” lanjut mantan RT 002/06 itu.
“Saya juga pernah datangi langsung ke Pak Wawali di kantornya, empat atau lima bulan setelah Pak Ris dan Pak Syarif di lantik tahun 2017 lalu. Dan saat itu pak Wawali cukup punya atensi untuk maksud kedatangan saya, hingga beliau mengambil secarik kertas catatan, mencatat untuk diakomodir. Beliau (Wawali) saat itu sempat menawarkan mau pengaspalan hotmix atau sirtu, saya menjawab spontan, lapen saja Pak ” menurut Mahmud Tuasikal. Salah satu warga.
Herannya pekerjaan rehabilitasi dan pembangunan jalan bisa dilakukan pemkot sampai jauh ke pelosok yang sepih pun di bangun bagus, Tetapi jalan yang ada didepan mata, dilalui ribuan orang setiap saat, hanya berjarak 50 meter dari jalan utama, jalan Jenderal Sudirman, koo bisa luput dari perhatian mereka.
