Oleh; Mahmud Tuasikal (Founder matcan.id)
Sejarah Singkat JMP.
Jembatan Merah Putih (JMP) bukan lagi sebuah infrastruktur dasar yang kegunaannya, ansih menyambungkan dua sisi tubir pantai, antara pantai galala-tantui-sirimau di bagian selatan, dan pantai rumah tiga-poka-baguala diutara yang membentang sepanjang 1,1 km. diatas laut yang membelah tepian bibir pantai dua desa itu.
Mega proyek, yang perencanaannya sudah dimulai sejak pemerintahan M. Akib Latuconsina. Sebagai Gubernur Maluku periode 1992-1997. Dengan nama jembatan pala cengkeh. Rencana besar sang gubernur belum terelisasi karna berbagai kendala. Perbincangan publik yang sempat kita simak masa itu, diantaranya, karena, mendapat penolakan dari pihak lantamal lX ambon, perkiraan pihak TNI AL dapat menghalangi masuk keluarnya kapal-kapal angkatan laut dari pangkalan utama halong.
Namun visi cemerlang anak-anak negeri cerdas, benar-benar mulai direalisasi pada masa kepemimpinan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dan Wakil Gubernur Muhammad Abdullah Latuconsina, periode 2003 – 2008. Awalnya rencana hebat ini, banyak ditentang berbagai kalangan dengan berbagai argumentasi dan alibi yang muncul.
Bukan hanya masyarakat yang mendiami kedua wilayah itu saja, yang melakukan protes hingga aksi ke pemerintah daerah, karena selain terprovokasi oleh pihak-pihak yang kurang setuju dengan pembangunan, juga karena sebagian masyarakat beranggapan, bila jembatan ini dibangun, maka, akan mematikan pendapatan mereka, khusus para pengais rizqi, yang keseharian, menggayung perahu dari Galala ke Rumah Tiga dan sebaliknya.
