Desember 4, 2024

 width=

Kabar Maluku

Jangan Sampai Menjadi “Gubernur Bau Kentut”.

 width=

Nah, pertanyaannya, lalu di mana Maluku? Padahal, sang Gubernur, Murad Ismail juga ada dalam lintasan yang sama. Yakni, sama-sama tokoh nasional yang memutuskan untuk pulang kampung membangun Maluku. Murad memang salah satu pemegang posisi penting di salah satu pasukan elit keamanan negara. Bersama Barnabas Orno sebagai wakil, keduanya menghembuskan angin perubahan untuk melawan petahana saat itu, Said Assagaf. Merekapun menang melawan petahana.

Sayang, Murad tidak seperti para tokoh daerah di atas. Jiwa petarungnya hanya untuk memenangkan kontestasi politik lima tahunan. Setelah itu, bisa dikatakan Murad “cuti panjang’ setelah pelantikan, meski sehari – hari dia tetap terlihat berkantor di Jalan Pattimura Nomor 1 itu. Memang, saat kekuasaan dalam genggaman, ayah empat anak itu, lebih banyak pasif alias lemah dalam melakukan gebrakan besar untuk negeri para raja, selain hanya perang kata-kata.

Toh, publik Maluku bisa menyaksikan itu semua. Buktinya, memasuki tahun ketiga kekuasaan, Murad yang saat maju Pilkada mengusung BAILEO sebagai slogan besar itu nyaris tenggelam di makan zaman. Memang, namanya beberapa kali muncul dalam pemberitaan nasional dalam beberapa tahun terakhir. Namun, itu bukan karena prestasi, melainkan manuver-menuver MBALELONYA yang kontroversi dengan motiv mencari sensasi semata.

Dari beberapa jejak digital yang masih terekam dengan rapih, ajakan perang melawan Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan di 2019 lalu adalah awal Murad mulai diperbincangkan sebagai salah satu kepala daerah yang galak. Awalnya, Murad disanjung bak pahlawan dengan suara lantangnya. Namun, ketika tekanan publik berbalik.

Murad pun menarik kata-katanya. Perang akhirnya hanya menjadi perang – perangan saja. Gubernur berbadan besar namun terbukti bernyali Hello Kitty ini pun juga melontarkan wacana tidak kalah kontroversi awal tahun ini. Tepatnya saat pandemi Covid-19 mengguncang dunia. Menggunakan analisa amatiran, Murad mengungkapkan bahwa virus mematikan asal Tiongkok akan kalah sebelum menyebar ke Indonesia Timur, dan Maluku khususnya.

Beliau menantang Korona, beberapa suara julit netizen mengomentari sikapnya itu. Padahal, dunia sedang panik. Semua kepala daerah bahkan sibuk melakukan mitigasi bencana sebagai persiapan melawan pandemi mematikan. Namun, dia tetap santai, bahkan terus santai dengan terlihat terus “bernyanyi-nyanyi” saat virus itu mulai menyerang dan membunuh di Maluku. Jujur, soal bencana, Murad juga miskin konsep. Ide dan gagasannya untuk membangun Maluku ternyata tidak sebesar badannya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *