Pada musim pertamanya bersama I Rossoneri, George Weah langsung mempersembahkan gelar scudetto di bawah asuhan Fabio Capello beserta dengan rekan duetnya Roberto Baggio dan Dejan Savicevic.
Kehebatan Weah di awal musim 1995-1996 bersama AC Milan serta penampilan impresifnya bersama Paris Saint-Germain pada musim sebelumnya akhirnya membuat ia dinobatkan sebagai peraih Ballon d’Or.
Sebagai seorang striker, George Weah bukan soal gol saja. Ia memiliki gaya olah bola tak biasa di masa tersebut dengan syle modern yang sering beroperasi di luar kotak penalti lawan. Weah akan mendribel bola ke kotak penalti atau menembakkan bola. Weah memiliki akurasi tembakan yang sangat bagus dan kencang.
Dari Lapangan Hijau ke Kursi Presiden Jika jadi satu-satunya pemain sepak bola Afrika yang menerima Ballon d’Or bagi banyak orang adalah hal luar biasa, maka George Weah telah melakukan hal yang lebih ‘gila’ lagi. Sampai saat ini ia merupakan satu-satunya pesepak bola profesional yang akhirnya menjadi presiden.
Ya, George Weah saat ini merupakan presiden dari negaranya, Liberia. Ia berhasil memenangkan pemilu Liberia pada 2017 mengalahkan pesaingnya, Joseph Boakai. Saat itu Weah menggantikan posisi Ellen Johnson Sirleaf di kursi presiden. George Weah muda memang dikenal sebagai sosok yang humanis. Hal itu terbukti dari penghargaan FIFA Fair Play Award pada 1996.
Pesepak bola yang juga pernah meraih FIFA World Player of The Year (1996) dan tiga kali pemain terbaik Afrika ini terkenal dalam memperjuangkan nasib negaranya yang kerap dilanda konflik. Selama karir bermainnya, Weah yang pensiun pada tahun 2004 menjadi Duta Besar Niat Baik PBB (UN Goodwill Ambassador).