“Saya heran dengan pemerintah Kota, tempat yang ada dalam pusat kota koo luput dari perhatian, meskipun sudah berulang kali masyarakat setempat mengajukan permohonan agar bisa di perbaiki dan dibangun jalannya”. Menurut ketua RT setempat.
“Mirisnya, jalan dibeberapa tempat di kota ini, yang jauh dari pusat kota dibikin bagus, sedangkan yang ada dalam tengah-tengah kota dibiarkan.
Mungkin pepatah kuno, “Semut diujung sebrerang kelihatan, tetapi gajah di pelupuk mata tak tampak” benar berlaku di kompleks ini, Tutup dia kesal.
Di kompeks ini terdapat 10 lorong, panjang keseluruhannya kurang lebih 800 meter, 3 lorong sudah pengaspalan sekitar 11 tahun lalu, itupun sisa hotmix dari ruas utama jalan Jenderal Soedirman BTN Manusela yang ditarik kesitu.
Sedangkan 7 lorong sisanya, yang panjangnya sekitar 400 meter, tidak pernah di bangun hingga sekarang.