Mengenal Tarian Tameng Dan Toho’o Negeri Matasiri.
Oleh. Dullah Kakiyai Maralatu. MATCAN.ID Ambon– Keberadaan tari tameng dan toho, di negeri Pelauw (Matasiri) sejatinya sudah ada sejak lama. Berdasarkan pengakuan upu’u Latu Nusa, Bapak RE. Latuconsina. Tarian ini mulai ada pada masa Pemerintahan Raja (Latu) Patihena Latuconsina. Beliau Raja Pelauw periode 1804-1811. Di masa pemerintahan Presiden Soekarno, Orde Lama. Tari Tameng dan Toho’o adalah tarian andalan pada hampir semua acara pemerintahan di daerah ini. Tarian yang merupakan produk kebudayaan asli Negeri Pelauw, selain biasa dipentaskan pada acara internal negeri, juga sering diikutsertakan dalam kegiatan kedaerahan dinegeri ini. misal untuk penjemputan tamu-tamu kehormatan (VIP) baik tamu Kepala Negara ataupun Kepala Daerah. Dalam perjalanannya tarian kebanggan negeri Matasiri, hampir hilang ditelan zaman. Pada kebanyakan acara serta kegiatan, hampir tidak lagi diikut sertakan. Ada beberapa kemungkinan penyebab mulai tidak eksis tarian ini. Pertama, kehabisan stok seniman pemukul gendang totobuan sebagai pengiring irama tariannya. Kedua, generasi era 80-an tidak lagi fokus mengembangkannya. Dan yang terakhir, perubahan zaman juga sebagai penyebab tergesernya tarian ini. Deretan keikutsertaan tarian tameng dari masa ke masa. Tahun 1952 tari tameng dan toho’o di gunakan untuk penjemputan Gubernur Pertama, Bp.Mr.J.Latuharhary ketika beliau mengunjungi/lawatan perdana di Pulau Haruku yang di pusatkan di Negeri Pelauw. Empat tahun Berikut tepat tahun 1956 perintah Gubernur Maluku untuk melaksanakan Penjemputan Wakil Presiden Republik Indonesia pertama Bp. Drs. Muhammad Hatta bersama rombongan di kediaman Gubernuran mangga dua Ambon.