JMP, Icon dan Grand Design Ambon Kota Berkelas Dunia. Part 2
Gagasan Sedikit ide atau gagasan, mungkin sebagai langkah awal membangun kota impian yang bisa penulis tuangkan pada narasi pendek sederhana. Minimal bisa menjadi sebuah konsep sekaligus masukan bagi Pemkot, terkait disagn kawasan JMP, agar menjadi destinasi baru di kota ini kelak. Pertama, ruas Galala Tantui mulai dari pertigaan fly over JMP hingga jembatan batu merah-mardika, harus di bangun pediestrian yang tertata rapih, menyatu dengan taman berkelas serta permainan lampu jalan yang indah dan serasi, tentu harus berstandar kota-kota terbaik dunia. Paling tidak mengadopsi pedestriannya negeri kincir angin. Kenapa harus belanda? Kita tahu pimpinan kota ini hampir sering plesiran kesana. Kalau dilihat mungkin bisa 2 sampai 3 kali dalam setahun ada kunjungan kesana. Sudah tentu pasilitas-pasilitas publik seperti taman dan dan trotoar disana pasti menarik, eksotik, romantis dan smart. Dan kalau saja, bisa di terapkan disini, maka akan lebih menamba keindahan tersendiri kawasan ini. Para seniman jalanan hingga warga kota yang lain akan menuangkan insfirasi-insfirasi dan kreatifitas di area-area cantik sebagaimana dikota-kota maju, dibelahan dunia lain. Dan ini menambah dinamika tersendiri, yang tentu berkorelasi dengan kemajuan ekonomi dan wisata kota nanti. Kedua, mengelola area bawa kolom jembatan merah putih, rujukan saya, ibu kota negara kita (Jakarta), karena ada sedikit kemiripan konteks. Pemprov DKI menyulap kolom-kolom jembatan menjadi tempat rekreasi olahraga sketboard serta wisata lain, bagi warganya, dan itu terlihat sangat cantik dan indah sekali. Pengelolaan kolom JMP. area bawa jembatan sekitar hilir kali Galala juga bisa dipermak, mencontoh hasil kreasi mantan rektor Universitas Paramadina itu. Kawasan itu bisa disulap menjadi area kuliner paling cantik dan indah di kota Ambon, mengingat view-nya menarik karena berhadapan langsung dengan bibir pantai yang indah, dan adanya sensasi laut dan pantai yang memanjakan mata. Opsi ini kalau saja bisa di lakukan, berarti semua lapak dan penjual jajanan disepanjang jalan mulai dari pertigaan lampu lima dulu, hingga underpass Sudirman. Bisa masuk didalam kawasan itu. Sehingga taman dan trotoar yang rencana dibangun megah itu, tidak terganggu oleh lapak-lapak penjual. Dan fungsinya, sesuai peruntukannya. Ketiga, pengelolan model pantai yang ideal bagi warga kota. Saya referensikan negeri paman sam, tepatnya di kota Honolulu Hawai, karna karakteristik kota pantai seperti kota Ambon, kota di benua terluas di dunia ini, mendisign pantainya sedemikian, sehingga bisa dinikmati warganya, mereka menikmati wisata mandi di air laut dan berjemur sambil menatap keindahan bangunan-bangunan tinggi menjulang dari kotanya. Hal yang sama bisa pastekan di seputaran pantai rumah tiga -poka, wilayah ini sangat cocok dikembangkan menjadi wisata pantai seperti kota di USA itu. Jadi, mulai dari eks dermaga ferri poka hingga ujung markas Denzipur V. Pantainya harus di renovasi dan di modifikasi ulang seindah mungkin. pasir putih yang sudah ada, bisa direkayasa sehingga terlihat lebih bagus. Atau datangkan pasir putih baru yang lebih pantas dan layak dari daerah terdekat lain, sehingga sesuai sebuah pantai rekreasi yang ideal. Ada keuntungan lain, ketika pantai disekitar JMP direhabilitasi sama seperti mimpi besar ini. Karena dengan sendirinya masyarakat di sekitar pantai dan bantaran kali diharapkan menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah disembarang tempat, apalagi didukung dengan regulasi dari pemerintah kota yang lebih jelas dan tegas. Dari selayang pandang singkat, ada semacam konsep pembangunan integratif disini.